Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Ringkasan Materi : Alat Optik
Ada yang tahu gambar di samping?
Kornea berfungsi sebagai pelindung bagian mata yang ada di dalamnya. Kornea juga berfungsi sebagai penerima rangsang cahaya serta meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
Kekuatan lensa pada penderita hipermetropi bisa menggunakan rumus :
Dia adalah Cameron Diaz, artis Hollywood, yang sangat cantik berkat matanya yang indah.
Di usianya yang mendekati 50 tahun, kecantikan yang dimilikinya seakan tidak pernah pudar dengan kedua mata birunya yang indah.
Mata sebagai salah satu alat optik merupakan anugerah yang patut disyukuri agar selalu dijaga kesehatannya.
Sebelum belajar lebih lanjut tentang alat optik ini, perhatikan dulu peta konsep berikut.
A. Mata
Mata memiliki cara kerja seperti kamera. Mata terdiri atas kornea, pupil, iris, lensa, aquaous humour, vitreous humour, retina, dan otot siliar. Kamera terdiri memiliki lensa positif, diafragma, dan film.
Kornea berfungsi sebagai pelindung bagian mata yang ada di dalamnya. Kornea juga berfungsi sebagai penerima rangsang cahaya serta meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
Pupil (anak mata) merupakan tempat lewatnya cahaya yang menuju ke retina.
Iris berfungsi untuk mengatur lebar pupil sehingga banyaknya cahaya yang masuk ke mata dapat diatur. Iris ini yang menentukan warna mata seseorang.
Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya atau bayangan mata agar tepat jatuh di retina. Kemampuan lensa mata untuk menjadi lebih cembung atau pipih disebut daya akomodasi.
Jarak pandang mata terletak pada 2 titik yaitu titik dekat (punctum proximum=pp) dan titik jauh (punctum remotum). Titik dekat merupakan titik terdekat yang masih dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Untuk orang normal antara 25 - 30 cm. Titik jauh adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tak berakomodasi. Titik jauh mata normal terletak pada jarak yang tak terhingga (∼).
Gangguan Penglihatan
Jarak pandang mata normal (emetropi) : titik dekat = 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Rabun jauh (miopi) : titik dekat < 25 - 30 cm dan titik jauh < ∼.
Rabun dekat (hipermetropi) : titik dekat > 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Mata tua (presbiopi) : melihat benda yang jauh tidak jelas dan juga tidak dapat melihat dengan baik pada jarak baca normal.
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak sferik. Penderita ini akan jelas melihat garis-garis vertikal dan kabur ketika melihat garis-garis horizontal.
Kekuatan lensa pada penderita miopi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
Jarak pandang mata terletak pada 2 titik yaitu titik dekat (punctum proximum=pp) dan titik jauh (punctum remotum). Titik dekat merupakan titik terdekat yang masih dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Untuk orang normal antara 25 - 30 cm. Titik jauh adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tak berakomodasi. Titik jauh mata normal terletak pada jarak yang tak terhingga (∼).
Gangguan Penglihatan
Jarak pandang mata normal (emetropi) : titik dekat = 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Rabun jauh (miopi) : titik dekat < 25 - 30 cm dan titik jauh < ∼.
Rabun dekat (hipermetropi) : titik dekat > 25 - 30 cm dan titik jauh = ∼.
Mata tua (presbiopi) : melihat benda yang jauh tidak jelas dan juga tidak dapat melihat dengan baik pada jarak baca normal.
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak sferik. Penderita ini akan jelas melihat garis-garis vertikal dan kabur ketika melihat garis-garis horizontal.
Kekuatan lensa pada penderita miopi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
s = 25 - 30 cm
Jika s = 25 cm berlaku :
B. Lup
Lup terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas.
Sifat bayangan yang terbentuk pada lup sama dengan pembentukan bayangan pada lensa cembung jika benda terletak < f. yaitu maya, tegak, dan diperbesar.
Mata berakomodasi maksimum berlaku :
Mata tak berakomodasi berlaku :
C. Mikroskup
Mikroskop berfungsi untuk mengamati benda yang sangat kecil, seperti rambut, sel, bakteri sehingga tampak jelas. Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.
Benda yang diamati terletak di antara F dan 2F dari lensa obyektif sehingga diperoleh bayangan yang bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa okuler. Bayangan akhir yang dihasilkan adalah maya, diperbesar, dan terbalik dari pertama.
Mata berakomadasi :
; L = panjang mikroskop
Mata tak berakomodasi :
; L = panjang mikroskop
Dalam perkembangannya, dikenal 2 jenis mikroskop yaitu mikroskop optik dan bukan optik. Mikroskop optik menggunakan cahaya biasa untuk proses perbesaran bayangannya. Misalnya mikroskop majemuk, mikroskop binokuler, mikroskop binokuler stereoskopi yang menghasilkan gambar 3 dimensi, serta mikroskop ultraviolet.
Mikroskop bukan optik menggunakan bantuan radiasi panjang gelombang pendek untuk memperbesar bayangan bendanya. Misalnya mikroskop sinar-X, mikroskop ion, dan mikroskop elektron.
D. Teropong/Teleskop
1. Teropong/teleskop bintang
Teropong/Teleskop bintang digunakan untuk meliat benda-benda langit. Teropong ini terdiri dari 2 buah lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.
Mata berakomodasi
Perbesaran bayangan
Panjang teropong :
Mata tak berakomodasi
Perbesaran bayangan :
Panjang teropong :
2. Teropong bumi
Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa pembalik, dan lensa okuler.
Bayangan akhirnya bersifat maya, tegak, diperbesar.
Perbesaran anguler teropong :
Panjang teropong :
Teropong bumi ada beberapa macam, misalnya teropong sandiwara, teropong prisma dan periskop.
Pada teropong sandiwara berlaku panjang teropong sebagai berikut
d = fob - fok
Perbesaran bayangan :
3. Teropong Panggung/Galileo
Teropong panggung terdiri dari susunan lensa cembung-cekung. Lensa cembung sebagai lensa obyektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler. Lensa cekung ini berfungsi sebagai lensa pembalik.
Agar mata tidak cepat lelah, maka benda maya terletak tepat di fokus okuler, sehingga perbesaran bayangannya adalah
Panjang teropong panggung :
L = fob + fok
Sumber gambar : http://www.tahupedia.com/content/show/1304/10-Selebriti-Hollywood-Dengan-Mata-Terindah
Bacaan lebih lanjut :
PR Fisika Kelas 2 SMU Tengah Tahun Kedua Intan Pariwara Arsyad Riyadi April 05, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Ringkasan Materi Optik
Sebelum belajar mengenai optika atau materi cahaya, perhatikan peta konsep di atas. Ringkasnya materi optik ini diawali dengan sifat-sifat cahaya. Ada 2 sifat cahaya yang dibahas yaitu pemantulan/refleksi dan pembiasan/refraksi.
A. Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya memiliki sifat sebagai berikut :
- merambat lurus
- dapat dipantulkan
- dapat dibiaskan
- dapat digabungkan
- merambat dalam ruang hampa karena sebagai gelombang elektromagnetik
- memiliki kecepatan rambat sebesar 3.108 m/s
Benda-benda di sekitar kita dibedakan menjadi sumber cahaya dan benda gelap. Sumber cahaya adalah benda yang dapat memancarkan cahayanya sendiri. Sedangkan benda gelap adalah benda yang tidak dapat menghasilkan cahayanya sendiri. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, dan api.
Benda gelap dibedakan menjadi 3, yaitu benda tembus cahaya, benda tidak tembus cahaya, dan benda bening.
Benda tembus cahaya adalah benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya.
Benda tidak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat meneruskan cahaya.
Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan hampir seluruh cahaya yang mengenainya.
B. Pemantulan Cahaya (Refleksi)
Hukum Snellius tentang pemantulan :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar
2. Sudut datang = sudut pantul
Ada 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.
1. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan yang rata. Pantulan ini membuat mata silau. Misalnya pemantulan yang dihasilkan cermin datar.
2. Pemantulan baur terjadi pada permukaan yang tidak rata. Pemantulan pada bagian depan rumah/kelas menyebabkan bagian dalam rumah/kelas tampak terang meski tidak terkena cahaya secara langsung
Pemantulan Pada Cermin
1. Pemantulan pada cermin datar
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar memiliki sifat sebagai berikut :
- tegak
- maya atau semu
Disebut maya karena bayangan berada di belakang cermin. Bayangan ini terjadi karena perpanjangan sinar-sinar pantul
- jarak bayangan = jarak benda
- tinggi bayangan = tinggi benda
- Kanan-kiri bayangan berlawanan dengan benda aslinya
2. Pemantulan pada cermin cekung
Pada cermin cekung berlaku sinar istimewa sebagai berikut :
- sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
- sinar datang yang melalui fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
- sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu
3. Pemantulan pada cermin cembung
Pada cermin cembung berlaku sinar istimewa sebagai berikut :
- sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
- sinar datang yang melalui fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
- sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan itu
Dengan menggunakan 2 sifat sinar istimewa kita bisa menggambarkan pembentukan bayangan benda pada berbagai posisi.
C. Pembiasan Cahaya (Refraksi)
Hukum pembiasan Snellius
- sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
- sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, jika sinar merambat dari medium rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal
- Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias selalu tetap. Tetapan ini disebut dengan indeks bias.
Indeks bias suatu medium
Indeks bias suatu medium dapat ditentukan dengan cara membandingkan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di medium.
Pembiasaan pada Prisma
Prisma merupakan benda bening yang dibatasi dua buat segitiga dan tiga segiempat yang sebangun. Pembiasan pada prisma ini didasarkan pada hukum Snellius tentang pembiasan.
Pada pembiasan pada prisma ini dikenal adanya sudut deviasi yaitu sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang dan sinar bias yang keluar dari prisma.
Pembiasan Pada Lensa Lengkung
1. Pembiasan pada lensa cembung
Sinar istimewa pada lensa cembung
- Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus
- Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
- Sinar datang melalui titik pusat optik akan diteruskan
2. Pembiasan pada lensa cembung
Sinar istimewa pada lensa cembung
- Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus
- Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
- Sinar datang melalui titik pusat optik akan diteruskan
Sifat sinar istimewa pada lensa dan cermin untuk mudahnya dianggap berlawanan. Cermin cekung identik dengan lensa cembung. Cermin cembung identik dengan lensa cekung.
Demikian juga dengan pembentukan bayangannya.
Pada cermin cekung dan lensa cembung didapatkan berbagai jenis dan ukuran bayangan tergantung pada penempatan bendanya.
Pada cermin cembung dan lensa cekung selalu sama yaitu maya, tegak, diperkecil.
Untuk informasi yang lain bisa melihat postingan berikut.
https://arsyadriyadi.blogspot.com/2015/01/ringkasan-materi-fisika-optik.html
Untuk alat optik :
Alat Optik : Mata
Arsyad Riyadi Maret 22, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada postingan mengenai ringkasan materi fisika kali ini akan dibahas mengenai cermin dan lensa.
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
2. Hukum pemantulan bunyi (Hukum Snellius)
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan dapat dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan lensa cekung (negatif).
b. rabun dekat (hipermetropi)
Titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga diperlukan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya akomodasi mata. Titik dekat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan akhir : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh agar terlihat lebih dekat
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
- dapat dilihat oleh mata
- memiliki arah rambat tegak lurus arah getarnya (transversal)
- merambat menurut garis lurus
- memiliki energi
- dipancarkan dalam bentuk radiasi
- dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
2. Hukum pemantulan bunyi (Hukum Snellius)
- sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar
- sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
Cermin dan lensa
1. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar :- maya
- tegak
- sama besar dengan bendanya
- jarak bayangan ke cermin sam dengan jarak benda ke cermin
- menghadap terbalik dengan bendanya
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan dapat dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
- sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
- sudut sinar datang lebih besar dari sudut batas
Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
- sinar polikromatik : sinar-sinar yang dapat diuraikan menjadi beberapa komponen warna. Contoh : sinar putih terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
- sinar monokromatik : sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan menjadi komponen warna.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan lensa cekung (negatif).
b. rabun dekat (hipermetropi)
Titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga diperlukan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya akomodasi mata. Titik dekat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan akhir : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh agar terlihat lebih dekat
- Teropong bintang, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler), dengan fOB < fOK
- Teropong panggung, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler)
- Teropong bumu, terdiri dari 3 lensa yang berfungsi sebagai lensa obyektif, lensa pembalik dan lensa okuler
- Teropong prisma, terdiri dari 2 lensa cembung dan prisma kaca
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Arsyad Riyadi Januari 27, 2015 New Google SEO Bandung, Indonesia