Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
-
Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
[image: Buku Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional]
Emotional Intelligence - Daniel GolemanBuku ...
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi di sekolah dapat dilaksanakan menggunakan dua jalur. Pertama, disisipkan dalam semua pelajaran. Langkah awal bisa dimulai dari pelajaran pendidikan agama, PKn dan Bahasa Indonesia. Kedua, melalui kegiatan eksrakurikuler, termasuk di dalamnya kampanye anti korupsi, pembuatan majalah dinding (mading), pembagian pamlet, dan penyuluhan-penyuluhan anti korupsi dengan mengundang pakar-pakar bidang hukum maupun politik (misalnya polres, jaksa, maupun pejabat pemerintahan). Kegiatan yang lain bisa dengan menyelenggarakan berbagai lomba, seperti membuat karangan anti korupsi, pidato anti korupsi, puisi anti korupsi, karikatur anti korupsi, cipta lagu anti korupsi dan sejenisnya.
Tujuan dari pendidikan anti korupsi ini adalah menciptakan kesadaran kepada seluruh masyarakat. Dalam pendidikan anti korupsi ini harus melibatkan semua pihak, bukan hanya dari kalangan pendidikan. Sangat tidak mungkin sekolah mengajarkan anti korupsi tapi tidak memahami berbagai bentuk pelayanan masyarakat dari berbagai departemen. Karena tindak korupsi (seperti penyuapan), tentunya banyak terjadi di lembaga-lembaga tersebut.
Pendidikan anti korupsi berkewajiban untuk :
1. Mengenalkan seluk-beluk korupsi, yang meliputi pengertian, bentuk-bentuk, alasan, maupun akibat korupsi.
2. Mendukung ketegasan terhadap tindak korupsi
3. Menujukkan tindakan perang terhadap korupsi
4. Menggagas materi anti korupsi yang akan dimasukkan pada kurikulum sekolah, seperti : a) Nilai-nilai anti korupsi (demokratis, kepekaan sosial, kejujuran, peningkatan pribadi dan sebagainya, b)Memperkuat kemampuan diri (seperti berkomunikasi, berpikir kritis, mampu membuat perencanaan, mengatur waktu, keuangan dan sejenisnya, bertindak kreatif, membuat inisiatif, merdeka, bertanggung jawab, menyelesaikan konflik, kepemimpinan dan sebagainya)
Tujuan akhir pendidikan anti korupsi ini adalah membentuk pribadi yang memiliki kesadaran tinggi melawan tindak korupsi, tidak mentolerir tindak korupsi, dan mampu mengurangi tindak korupsi.
Tema Pendidikan anti korupsi
1. Konsep korupsi. Termasuk di dalamnya membedakan korupsi dengan tindak kejahatan lainnya.
2. Akibat korupsi. Meliputi akibat korupsi dari segi ekonomi, sosial, politik, dan moral. Termasuk di dalamnya bahaya yang tampak dan tersembunyi, serta korban-korban dari kejahatan korupsi.
3. Sejarah korupsi. Berisi perkembangan korupsi dari masa ke masa. Penyebab korupsi dari sisi psikologis, budaya, sosial, dan politik. Termasuk di dalamnya korupsi di ranah demokrasi (misal dalam partai politik, pemilu, dewan, pemerintah, pengadilan dan pejabat lokal lainnya)
4. Perang melawan korupsi. Termasuk di dalamnya peran masyarakat, mass media. Kekuatan perundang-undangan, kode etik, dan aturan-aturan lain. Berbagai strategi dan program untuk mencegah dan mengurangi tindak korupsi.
5. Permasalahan yang muncul dalam perang melawan korupsi.
Dalam pendidikan anti korupsi ini juga ditanamkan nilai-nilai anti korupsi. Nilai-nilai antikorupsi ini sejalan dengan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Nilai-nilai antikorupsi juga telah dikenalkan oleh KPK melalui Buku Dongeng Anti Korupsi. Nilai-nilai yang dimaksud, meliputi : kerjasama, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kedisiplinan, keberanian, kegigihan, dan kesederhanaan.
Tunggu apa lagi...
Selamat berjuang..bersama-sama memberantas korupsi di sekitar diri kita terlebih dahulu. Arsyad Riyadi Oktober 14, 2012 New Google SEO Bandung, Indonesia
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI : CIKAL BAKAL KORUPSI DI SEKOLAH
Adakah perilaku korupsi di sekolah? Ataukah adakah tindakan-tindakan yang mengindikasikan perilaku yang menyimpang seperti kecurangan, menyogok dan sebagainya?
Sekarang, coba kita bayangkan peristiwa berikut yang sering terjadi di sekolah.
Kasus pertama
Seorang guru berbicara di depan murid-muridnya. “Sebenarnya banyak dari kalian yang nilainya tidak mencapai standar, tetapi atas baik hatinya saya maka kalian semua lulus.” Mendengar kata-kata sang guru, para murid pun bersorak-sorai. Mereka menganggap bahwa guru tersebut adalah guru yang baik. Sedangkan ada sebagian kecil siswa, yang nilainya baik hanya terdiam.
Bagaimana pendapat tentang kasus pengatrolan nilai seperti di atas? Apakah tergolong tindak kecurangan? Apakah itu bukan bibit-bibit korupsi di negeri ini?
Kasus kedua.
Seorang anak yang mendapat nilai jelek dalam suatu pelajaran. Berharap dapat tambahan nilai, maka anak tersebut berusaha berbuat baik terhadap gurunya. Masih wajar khan? Apakah masih menjadi wajar ketika anak tersebut mendatangi gurunya ke rumah sambil membawa kiriman buah-buahan. Ataupun membawakan hasil panenan (bagi yang di desa) untuk diberikan kepada para gurunya di sekolah. Kemudian dengan alasan, bahwa anak tersebut dianggap sebagai siswa yang baik, maka dengan mudahnya nilai anak tersebut ditambah. Suatu hal yang sering dianggap wajar.
Bagaimana pendapat kamu dalam menghadapi kasus yang kedua?
Banyak pertanyaan yang menyangsikan, apakah korupsi yang sudah menjamur dapat diberantas melalui pendidikan anti korupsi, khususnya di sekolah? Jawabannya bisa ya atau tidak (Suparno, 2005). Bagi yang sudah terlanjur berada di dunia korupsi, baik sebagai pelaku maupun penerima akan pesimis dengan pendidikan anti korupsi. Bisa terjadi pada para orang tua yang biasa menggunakan uangnya untuk memudahkan segala urusan anak-anaknya. Misalnya memasukkan anaknya ke sekolah yang favorit, meminta tolong pada guru anaknya untuk memberikan les, sampai memberikan amplop agar anaknya dapat diterima bekerja. Dengan mengatasnamakan kepentingan seorang anak, orang tua tersebut baik sadar atau tidak telah melakukan tindakan penyuapan, sebagai salah satu bentuk korupsi.
Kasus lain, ada salah satu orang tua kalian seringkali menerima kiriman, baik berupa makanan, barang-barang antik, elektronik, dan sebagainya. Misalnya orang tua kalian mempunyai kedudukan tinggi di suatu instansi pemerintah. Apakah pemberian itu wajar atau ada maksud tersembunyi? Seandainya pemberian itu diterima, orang tua kamu bisa dikatakan menerima suap dalam bentuk barang. Itu belum lagi penerimaan amplop yang di lakukan di kantor atau bahkan di rumah, hanya dengan memberikan beberapa tanda tangan.
Bayangkan jika yang melakukan tindakan tersebut adalah para pejabat tinggi, para pemimpin bangsa ini. Berapa kerugian yang akan ditanggung oleh negara? Bagaimana pengaruhnya pada masyarakat? Yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin kata Rhoma Irama. Hak-hak orang miskin tidak mungkin dipenuhi dengan keadaan negara yang dipenuhi orang-orang yang korupsi. Arsyad Riyadi Oktober 12, 2012 New Google SEO Bandung, Indonesia
Simulasi Gerak Lurus Berubah Beraturan
Pada simulasi berikut, kalian bisa memasukkan percepatan dan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah mobil yang melakukan gerak lurus berubah beraturan.
Pada simulasi ini, dianggap kecepatan awal sama dengan nol (benda
diam).
Amati perubahan kecepatan, jarak yang terus berubah sampai batas waktu yang ditentukan. Pada simulasi ini berlaku persamaan-persamaan untuk gerak lurus berubah beraturan,
yaitu v = v0 + a.t dan s = v0.t + 1/2. a.t2
Arsyad Riyadi
Oktober 10, 2012
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Pada simulasi berikut, kalian bisa memasukkan percepatan dan waktu yang dibutuhkan oleh sebuah mobil yang melakukan gerak lurus berubah beraturan.
Pada simulasi ini, dianggap kecepatan awal sama dengan nol (benda
diam).
Amati perubahan kecepatan, jarak yang terus berubah sampai batas waktu yang ditentukan. Pada simulasi ini berlaku persamaan-persamaan untuk gerak lurus berubah beraturan,
yaitu v = v0 + a.t dan s = v0.t + 1/2. a.t2